Tokoh: Mario Teguh

Kita krisis Keteladanan

‘’Sangat terharu’’ ucap Mario Teguh ketika Republika menyebut dirinya terpilih sebagai Tokoh Perubahan 2009. Pak Mario—panggilan akrab para pengagumnya—mengungkapkan, pertama kali yang terasa bahwa Republika sudah lama mengikuti apa yang dikerjakannya selama ini.

Mario terpilih karena kemunculannya seperti sebuah oase di tengah tandusnya padang pasir. Mario telah menyadarkan kembali arti pentingnya kepercayaan diri melalui tayangan televisi yang saat ini dipenuhi acara gosip dan film-film tak bermutu.

Dengan lirih, Mario merasa di dalam alur kerjaan yang on going. Banyak orang kurang bisa menerima pe ker jaannya dalam menata moral bangsa yang dinilainya sudah mu lai mengganggu keindahan ke hidupan. Saat ini masyarakat tertekan secara ekonomi dan juga krisis keteladanan karena hidup hanya fokus pada hal yang menguntungkan.

Mario mengakui, dalam caranya bekerja menyapa pendengar, ia memang kurang menggunakan pendekatan dengan warna agama yang kental. ‘’Karena, saya berusaha merangkul semua agama. Dengan cara hidup masing- masing yang memuliakan Tuhan dengan cara yang beragam.’’

Penghargaan ini pun diterima Mario sebagai sebuah utang untuk bekerja lebih keras lagi. Pada 2009, apa yang dikerjakannya seperti kecepatan berlari, yaitu menyelesaikan banyak hal de -ngan cara fokus pada kekuatan dan bukan pada kelemahan. 2010 ini disebut sebagai tahun na sib baik, di mana kepandaian dan kompetensi tidak menghalangi berkah untuk berhasil.

Pada 2010 ini, ia ingin mendorong siapa pun untuk mendapatkan capaian dan rezeki yang baik. ‘’Hanya orang baik yang melakukan dengan baik yang mendapat rezeki baik’’. Jelas sekali, dengan penuh penegasan walau berucap perlahan, Mario berkata akan bekerja lebih keras lagi untuk menata bangsa.

Mengapa Terpilih

  • Menyampaikan pesan-pesan spiritual dan moral secara inklusif, tak terkekang kungkungan agama.
  • Mengingatkan kembali arti penting moralitas, kesadaran diri, sema ngat, dan kepercayaan diri di te ngah masyarakat yang terpuruk saat ini.
  • Meski bukan penceramah, ia mampu membawa hanyut masyarakat ke alam spritual yang tinggi, yang disampaikannya dengan amat sederhana, dan menyentuh.